GEOLOGIPAPUA - Banyak orang berpikir di tambang PT Freeport
Indonesia yang lokasinya di Papua terdapat emas batangan. Jangan salah, tambang
ini mengolah batuan mineral (ore/bijih) mengandung tembaga, emas, dan perak
hingga 95%. Hasil akhirnya konsentrat, atau pasir mineral.
Saat detikFinance berkesempatan untuk mengunjungi tambang
Freeport di Papua, Minggu (16/8/2015), pihak Freeport menjelaskan proses
pengolahan bebatuan menjadi konsentrat atau pasir mineral tersebut.
Jadi, batu-batu yang diambil dari tambang Grasberg di
pegunungan dan juga sebagian dari tambang bawah tanah, dihancurkan dan
dikirimkan secara otomatis dengan conveyor, atau karet berjalan.
Setiap hari, Freeport mengolah sekitar 220.000-240.000 ton
ore atau bijih (batuan mineral). Batu-batu ini dikirim ke bagian pengolahan
konsentrat.
Lewat proses otomatis ini, batu-batu ini dikirim ke mesin
besar yang tugasnya menggiling bebatuan hingga menjadi pasir yang mengandung
mineral tembaga, emas, dan perak.
Mesin penggiling ini bekerja 24 jam dan dioperasikan secara
otomatis dengan sistem komputer. Proses penggilingan ini menggunakan proses
fisika.
Kemudian ada proses membuat mineral berharga atau
konsentrat mengapung, dengan menambahkan bahan kimia, untuk memisahkan pasir
mineral yang berharga dan pasir mineral tak berharga.
Pasir yang tidak mengandung mineral ini dinamakan hasil
buangan atau tailing, atau pasir sisa tambang. Sementara pasir yang mengandung
mineral ini akan dikirim ke pelabuhan yang jaraknya sekitar 115 km dari
tambang, lalu dikirim untuk pembeli.
Bila ingin diproses 100% menjadi barang jadi, seperti emas
batangan, maka konsentrat ini harus diolah menggunakan smelter (pabrik
pemurnian). Saat ini Freeport memiliki smelter di Gresik Jawa Timur yang
bekerjasama dengan Mitsubishi Corporation Unimetal, Nippin Mining and Metal,
serta Mitsubishi Materials Corporation. Kapasitasnya 1 juta ton/tahun, dan akan
ditingkatkan menjadi 3 juta ton/tahun dengan investasi US$ 2,3 miliar.
Proses yang dilalui dari bijih menjadi konsentrat di
tambang Freeport sudah mencakup 95% nilai tambah. Sementara pengolahan di
smelter hanya menambah 5%, seperti untuk menjadi lempengan tembaga atau emas
batangan.
https://finance.detik.com/read/2015/02/14/180115/2833297/1034/petinggi-freeport-25-tahun-kerja-di-sini-belum-pernah-lihat-emas
Seperti diketahui, setiap 1 ton bijih mineral (ore) yang
dihasilkan Freeport dari tambangnya di Papua, itu hanya mengandung 7,9 kg
tembaga dan 0,99 gram emas. Jadi kandungannya cukup kecil.
Freeport tengah menyiapkan tambang emas bawah tanah
terbesar di dunia. Lokasinya di bawah Grasberg. Tambang bawah tanah ini bakal
menjadi masa depan Freeport. Selama ini, Freeport telah mengeluarkan sekitar
US$ 4 miliar untuk tambang bawah tanah, dari total rencana US$ 15 miliar.
Perusahaan tambang yang berinduk di Amerika Serikat (AS)
ini kontraknya akan habis pada 2021. Dan sedang menunggu kepastian pemerintah,
agar kontrak bisa diperpanjang hingga 2041. Karena akan mengeluarkan investasi
besar untuk tambang bawah tanah dan smelter.
0 Komentar